RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama dengan Universitas Islam Makassar (UIM) berlangsung di Auditorium KH Muhyiddin M Zain UIM, Jl Perintis Kemerdekaan, Kamis (30/11/23).

Turut hadir Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel Prof Muammar Bakri, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren se Sulsel Afifuddin, dan juga Perwakilan dari Kemenag Sulsel Nurdin.

Tujuan kegiatan tersebut adalah mendorong pemahaman mendalam mengenai konsep dan nilai moderasi beragama di kalangan santri madrasah.

Koordinator Jaringan Penggerak Diaspora Moderasi Beragama (JPDBM) Rizal Syarifuddin mengatakan, bagaimana menjadikan santri sebagai penggerak moderasi beragama.

“Karena di pondok pesantren ini tumbuh nilai-nilai moderasi,” katanya stelah Talk Show Moderasi Beragama di Auditorium KH Muhyiddin M Zain UIM, Kamis (30/11/23).

Menurutnya, embrio moderasi harusnya terlahir dari madrasah dan pesantren.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan keyakinan peserta didiknya.

“Ada toleransi, menghargai perbedaan, minoritas dan sebagainya,” ujar Rizal yang juga Wakil Dekan I FK Teknik UIM.

Dalam era digital, dimana informasi mudah diakses dan tersebar melalui berbagai platform online, tantangan dalam mempertahankan sikap moderasi beragama di lingkungan madrasah menjadi semakin kompleks.

Dengan pendekatan yang bijak dan proaktif, moderasi beragama di dunia digital dapat menjadi kontribusi positif untuk membangun.

“Kita menginginkan tidak ada lagi narasi agama yang dipolitisasi, jadi ruang digital kita karena ini anak-anak saat ini gen z yang tentu menggunakan medsos,” ungkapnya.

“Jadi kami outputnya kegiatan ini berharap mereka di ruang publik digital menyampaikan pesan-pesan toleransi dan pesan-pesan agama,” tambah dia.