“Kita tidak ingin berpisah karena benci, tapi ingin berdiri karena mampu. Kita ingin membangun rumah besar sendiri, di mana setiap anak Luwu, dari Walmas hingga Malili, dari Rampi, Seko, Rongkong hingga Palopo bisa merasakan keadilan dan kebanggaan yang tertunda,” tutur politisi PAN ini penuh harap.

Menurutnya, perjuangan pembentukan Provinsi Luwu Raya bukan semata ambisi politik, melainkan upaya untuk memastikan pemerataan pembangunan dan keadilan sosial di wilayah yang selama ini terpinggirkan dari kebijakan pusat maupun provinsi.

“Luwu Raya bukan untuk memisahkan diri, tapi untuk menyatukan kekuatan dalam kemandirian. Bukan untuk menyaingi, tapi untuk menunjukkan bahwa kita juga bisa maju jika diberi ruang menentukan nasib sendiri,” tandasnya.

Karemuddin pun menutup pernyataannya dengan seruan reflektif yang menggugah hati:

“Apakah Luwu Utara ini anak tiri? Apakah masyarakat kita tak dianggap? Jika kita terus diam, ketimpangan ini akan diwariskan kepada anak cucu. Inilah saatnya kita bersatu, dari tanah leluhur, menuju masa depan yang adil dan bermartabat.” (*)

YouTube player