RAKYAT.NEWS, LUWU UTARA – Untuk mengatasi pendangkalan sungai di Desa Polewali, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, sekarang telah menggunakan alat berat untuk melakukan pengerukan sungai.

Ini dilakukan karena jebolnya tanggul yang menyebabkan sungai meluap ke permukiman dan perkebunan warga akibat sedimentasi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (PUTRPKPP) Luwu Utara, Muharwan, mengungkapkan bahwa tindakan pengerukan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim, beberapa waktu yang lalu.

“Pengerukan ini dilakukan untuk mengatasi dampak sedimentasi yang selama ini menyebabkan banjir, terutama di wilayah Malangke dan Malangke Barat,” ujar Muharwan, Selasa (25/3/2025) saat ditemui di kantornya.

Salah satu hal yang ditemukan selama kunjungan Bupati adalah saluran air yang menghubungkan Sungai Baliase dan Sungai Masamba. Awalnya saluran ini kecil, tetapi setelah tanggul di sisi Sungai Baliase rusak, saluran tersebut melebar hingga 270 meter, menyebabkan peningkatan debit air di Sungai Masamba dari aliran Sungai Baliase.

Tanggul yang rusak di Sungai Baliase sepanjang 4,6 km menjadi tanggung jawab balai provinsi. Menurut Muharwan, diperlukan dana sebesar Rp45 miliar untuk perbaikan tanggul tersebut. Selain itu, sekitar 500 karung jumbo berkapasitas 1 ton diperlukan untuk penanganan sementara.

“Pengerukan ini merupakan perintah langsung dari Bupati Luwu Utara. Harapannya, pengerukan sungai dari Desa Polewali, Kecamatan Baebunta Selatan, hingga Desa Tolada, Kecamatan Malangke, dapat mengurangi risiko banjir saat musim hujan,” tambahnya.

Diharapkan upaya ini dapat melindungi masyarakat di Malangke dan Malangke Barat dari banjir yang sering terjadi karena meluapnya sungai.

Penulis: Ari Laupa/Biro Luwu Utara.

YouTube player