GPM Sulsel Dapat Apresiasi dari Bapanas: Pertama di Indonesia
“Nah untuk kali ini, kita dorong untuk semua kabupaten/kota di 514 (kabupaten/kota) seyogyanya bisa melaksanakan itu semua, karena di tahun sebelumnya kita hanya melaksanakan di 480 (kabupaten/kota). Tetapi kita utamanya adalah di kabupaten/kota barometer inflasi yang ada 150 IHK (Indeks Harga Konsumen),” ujarnya.
Dalam rangka stabilisasi harga pangan dan pengendalian inflasi, lanjutnya, selain GPM Bapanas juga dorong program Kios Pangan yang outletnya berada di pemukiman masyarakat. Kios Pangan ini merupakan outlet yang menjual sembilan bahan pokok dengan harga yang lebih murah.
“Kalau Kios Pangan ini, outlet pangan yang ada di pemukiman-pemukiman masyarakat. Seperti apa itu? Misalnya, rumah pangan kita yang dimiliki Bulog. Kemudian (ada) Toko Pengendali Inflasi yang ada di beberapa kabupaten/kota. Kemudian toko kelontong yang kita gandeng dengan masyarakat, itu adalah bagian dari kios pangan, kita menjual sembilan bahan pangan pokok disitu. Kita jual dengan dibawah harga pasar karena kita direct langsung dari produsen distributor sehingga memangkas rantai pasok,” urainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, mengaku kegiatan GPM di awal tahun 2025 ini merupakan kegiatan yang telah mendapat apresiasi dari Bapanas dan menjadi prestasi bagi pemerintah provinsi.
Sehingga, Ia berharap tradisi prestasi yang telah diraih tersebut akan terus dipertahankan dan akan tetap menjadi upaya pemerintah dalam memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat. Hal ini juga menjadi prioritas dari Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry.
“Tentu tradisi prestasi ini kita akan pertahankan tidak hanya untuk Sulawesi Selatan tapi juga bagaimana memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan jadi GPM ini bagian dari upaya kita untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan