Terkait pemberdayaan masyarakat lokal, Prof Zudan menekankan pentingnya persiapan dari masyarakat setempat dalam meningkatkan kualitas SDM dan keterlibatan mereka dalam tata kelola tambang baru ini.

Dukungan dari lingkungan sekitar juga diharapkan, sehingga kolaborasi antara BUMD dan BUMN dapat menjadi contoh institusi tata kelola tambang yang baik bagi daerah tersebut.

“Jadi BUMD-nya bekerja bagus, dibimbing oleh BUMN Antam, nah ini harapan saya, sehingga masyarakat bisa bekerja di Luwu Timur, tenaga kerja bisa terserap,” ujarnya.

Selain Blok Pongkeru, selanjutnya direncanakan kerjasama untuk Blok Bulu Balang dan Blok Lingke, dengan total 7.000 hektar.

“Jadi blok pertama ini dengan Antam, nanti blok kedua, nanti minggu depan akan kita kerjasamakan seperti ini, mitra sedang kita pilih yang namanya di Blok Bulu Balang, di Blok Lingke (Utara),” paparnya.

Sementara, Direktur Utama PT Antam Tbk, Nico Kanter, menegaskan keterlibatan perusahaan BUMN tersebut dalam pembagian saham sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan, dimana PT Antam memegang mayoritas saham.

Dia juga menyoroti pentingnya rencana eksplorasi yang cepat dan berkelanjutan untuk operasional tambang di masa depan. Komitmen terhadap praktik pertambangan yang baik dan tata kelola yang ramah lingkungan menjadi fokus utama.

Antam berharap dapat memberdayakan BUMD provinsi dan kabupaten sebagai contoh transparansi dan akuntabilitas dalam bidang pertambangan.

“Yang lebih penting ke depannya adalah kita harus membuat rencana eksplorasinya, yang kemudian kita harus cepat, kita operasikan itu di sana,” katanya.

Nico Kanter menggarisbawahi pentingnya mengikuti prinsip good mining practice dan green mining.

Dengan pengalaman Vale yang telah beroperasi lebih dari 50 tahun di daerah tersebut sebagai contoh, Antam berkomitmen untuk menjaga lingkungan, memastikan operasional yang aman, dan menghormati serta memberdayakan masyarakat setempat dalam operasional tambang nikel di Luwu Timur.