RAKYAT NEWS, MOROWALI – Pada peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-79 yang berlangsung di halaman kantor PT IMIP Morowali, suasana awalnya terasa meriah dan penuh semangat nasionalisme. Namun, di balik kemeriahan tersebut, sebuah insiden yang mengusik semangat kemerdekaan justru terjadi.

Tepat pukul 09.25 WITA, seorang wartawan dari salah satu media online regional Sulawesi memasuki area acara melalui pintu utama. Biasanya, akses ke area ini dijaga ketat oleh personel keamanan dari TNI/Polri serta petugas keamanan perusahaan, MSS.

Namun, pagi itu, penjagaan terasa longgar, seolah memberi kesan bahwa peringatan Hari Kemerdekaan kali ini memang benar-benar terbuka untuk semua.

Dengan niat sederhana untuk mengabadikan momen bersejarah tersebut, wartawan tersebut mulai mengambil gambar suasana perayaan. Namun, tak lama berselang, seorang karyawan PT IMIP yang mengaku berasal dari bagian Humas menghampirinya dengan nada yang tegas.

“Bapak dari mana?” tanya karyawan tersebut.

Wartawan itu, dengan santai dan penuh profesionalisme, menjawab sambil memperlihatkan ID Card miliknya. “Saya dari media online, Bang.” tutur Ansi Rahman Hakim, Kabiro salah satu media online yang bertugas di Kabupaten Morowali itu.

Namun, jawaban tersebut ternyata tidak memuaskan karyawan Humas itu. Dengan nada yang lebih keras, ia menimpali, “Memangnya ada apa bos media masuk ke sini? Wartawan tidak boleh masuk tanpa izin dari pihak legal, karena ini daerah strategis PT IMIP.”

Kebingungan menyelimuti pikiran wartawan itu. Bagaimana mungkin, di hari yang seharusnya menjadi simbol kebebasan, ia justru dihadang ketika hendak menjalankan tugasnya? Ia mencoba menjelaskan, “Ini kan acara HUT RI. Lagi pula, acaranya di halaman kantor, masak harus izin resmi? Saya hanya ingin mengambil gambar, tidak ada niat untuk wawancara.”