“Mulai dari menebar senyum, saling menyapa dan saling memberikan sapa, bisa diawali dengan saling mendokan ketika bekerja. Jadi membangun bahagia dilakukan dengan sadar dengan berbagai kegiatan,” imbuhnya.

Adapun Guru Besar Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Unair, Prof. Dr. Seger Handoyo menyampaikan bahwa seseorang yang ingin bahagia lebih banyak ditentukan oleh dirinya sendiri. Walaupun pada persoalan yang berat, faktor lingkungan turut menentukan.

Dia menjelaskan bahwa, bahagia dalam psikologi dikenal dua jenis kebahagiaan, yakni kesejahteraan emosional yang dialami seseorang. Ketika hal yang baik terjadi pada momen tertentu dan sebagai bahan evaluasi positif terhadap kehidupan dan pencapaian seseorang secara keseluruhan, yaitu kesejahteraan subjektif. (*)