RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digencarkan Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin menuai respon positif dalam meredam lonjakan harga sejumlah kebutuhan pokok pada bulan suci Ramadan 1445 H dan jelang lebaran Idulfitri.

Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, menjadi leading sector GPM ini. Dengan melibatkan seluruh Forkopimda dan seluruh stakeholder lainnya, GPM massif dilakukan di 24 kabupaten kota dengan banyak titik.

“Kebijakan Pemprov Sulsel dengan menggandeng 24 pemda, Bulog, distributor dan para pedagang adalah upaya strategis yang memang sangat dibutuhkan masyarakat. Terutama sebagai akibat melonjaknya harga-harga terutama kebutuhan pokok, komoditas pangan, beras dan minyak goreng khususnya yang harganya meningkat cukup signifikan dan cenderung dengan volatilitas yang cukup tinggi,” kata Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Marzuki, Kamis (21/3/2024).

Ia memaparkan beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga. Antara lain, kemampuan produksi yang terbatas akibat melonjaknya harga input komoditas pertanian seperti pupuk dan manajemen logistik beras tampaknya kurang baik dalam beberapa waktu terakhir.

“Mau tidak mau Pemprov bersama Pemda dan pelaku lainnya, terutama Bulog, distributor, dan para pedagang perlu bersinergi dan berkolaborasi untuk membantu mengatasi problem masyarakat. Sebab jika tidak akan dapat menimbulkan persoalan sosial politik yang akan sulit dikendalikan kemudian,” kata dia.

Ia menekankan, GPM harus bermuara pada harga yang stabil dan terjangkau dengan menjaga kelancaran distribusi ke konsumen dan ketersediaan stok yang dalam waktu terakhir memang meningkat, utamanya pada bulan suci Ramadhan dan menyongsong Hari Raya Idulfitri.

“Dengan kebersamaan dari beberapa pihak terkait untuk melancarkan kebijakan GPM tersebut, maka diharapkan berbagai persoalan yang dikhawatirkan akan dapat dikendalikan, sehingga masyarakat kebanyakan tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar pangan mereka. GPM ini adalah upaya konkret mengendalikan inflasi, di Sulsel,” kata Prof Dr Marzuki.