RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Dana Desa merupakan progam strategis nasional yang diberikan pemerintah pusat kepada desa-desa di Indonesia. Tahun 2023 disalurkan Rp2 triliun ke Sulsel. Adapun, Sulsel masuk 10 besar daerah dengan realisasi dana desa terbesar. Hal itu disampaikan Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, pada saat membuka Workshop Regional Pengawasan Kolaboratif Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Desa Sulsel, di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, pada Kamis (26/10/2023).

Bahtiar menyampaikan, tujuan diadakannya Dana Desa atau anggaran yang digelontorkan untuk desa agar memberikan manfaat bagi desa dan masyarakat. Sedianya dengan anggaran yang ada namun terbatas, maka pemerintah desa perlu mengelolanya dengan baik. Fokus pada usaha produktif dengan basis yang dimiliki masyarakat yang berbasis perikanan, peternakan dan pertanian. Sudah ada petunjuk pemanfaatannya. 

“Saya kira diprioritaskan apa yang produktif, bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat desa,” ujarnya.

Peruntukan dana desa hasilnya harus nyata. Kisah sukses yang ada perlu diangkat dan ekspos agar menjadi contoh yang baik.

“Dana desa mengubah wajah desa menjadi cerah ceria dan menghadirkan senyum dan semangat orang-orang desa,” ucapnya.

Yang tidak kalah penting, kata Bahtiar, Dana Desa dapat menjadi salah satu instrumen untuk mencegah terjadinya migrasi ke kota.

Belajar dari Jepang, 90 persen penduduknya berkumpul di perkotaan dan hanya 10 persen yang tinggal di desa. Semua migrasi ke kota dan hampir seluruh fenomenanya seperti itu, karena industri berkembang, dan merupakan fenomena seluruh dunia.

“Dana Desa salah satu instrumen mencegah terjadinya imigrasi ke kota. Maka desa harus membuat masyarakat betah. Untuk itu, harus ada kehidupan. Dana Desa didorong untuk kesejahteraan desa,” sebutnya.

Kegiatan ini dihadiri Direktur Pengawasan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan, Pembangunan dan Tata Kelola Pemerintahan Desa BPK RI, Wasis Prabowo; Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Sulsel resmi dijabat Zet Tadung Allo.