RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Forum Lembaga Pelatihan Vokasi Indonesia (Forlat Vokasi) Sulawesi Selatan dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Sulsel menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat kapasitas aparatur desa sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di tingkat desa.

Kesepakatan ini tidak sekadar seremoni, tetapi menjadi langkah konkret dalam menekan angka pengangguran yang masih menjadi tantangan besar di daerah.

Prosesi penandatanganan MoU berlangsung di Balai Syekh Yusuf, Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar. Momentum tersebut juga dirangkaikan dengan pelantikan pengurus DPD Forlat Vokasi Indonesia Sulsel periode 2025, yang menandai awal baru bagi kepengurusan dalam merancang program-program vokasi yang lebih berdampak luas.

Ketua DPD Forlat Vokasi Indonesia Sulsel, Andi Bakhtiar, menegaskan kerja sama ini menjadi pintu masuk membangun kolaborasi multipihak. Ia menilai pengangguran tidak bisa ditangani oleh satu institusi saja, melainkan membutuhkan sinergi berbagai elemen, mulai dari pemerintah, asosiasi, hingga dunia usaha.

“Forlat Vokasi Indonesia menggagas kolaborasi seluruh stakeholder di Sulsel dalam hal menanggulangi pengangguran. Untuk itu, kami memulai dengan mengajak DPD Apdesi Sulsel dan Akumandiri Indonesia DPD Sulsel agar bersama-sama membangun solusi nyata,” ujar Andi Bakhtiar.

Sementara itu, Ketua DPD Apdesi Sulsel, Andi Sri Rahayu Usmi, menyambut positif kerja sama tersebut. Ia menekankan langkah ini sejalan dengan misi Apdesi dalam memberdayakan desa dan masyarakat.

Menurutnya, penguatan kapasitas aparatur desa serta peningkatan keterampilan warga merupakan kunci menciptakan desa yang lebih produktif dan mandiri.

“Kami menyambut baik ajakan Forlat Vokasi Sulsel, karena sesuai dengan misi kami di DPD Apdesi untuk menekan angka pengangguran serta meningkatkan kapasitas aparatur desa. Kami berharap kerja sama ini mampu menghadirkan manfaat langsung bagi masyarakat desa,” ungkapnya.

Ayu, sapaan akrab Andi Sri Rahayu Usmi, menambahkan bahwa inisiatif bersama ini juga merupakan bagian dari dukungan terhadap program asta cita, khususnya peningkatan kapasitas dan kualitas SDM sebagai penggerak utama pembangunan berbasis desa.

“Ini merupakan bagian dari komitmen bersama mendukung dan mensukseskan asta cita melalui peningkatan kapasitas dan SDM yang akan menjadi penggerak dan penopang segala kegiatan asta cita berbasis desa,” tegasnya.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan lahir berbagai program nyata, mulai dari pelatihan vokasi, peningkatan keterampilan kerja, hingga pemberdayaan ekonomi desa. Semua diarahkan untuk menciptakan masyarakat desa yang lebih mandiri, berdaya saing, sekaligus menjadi penopang pembangunan daerah.

Acara penandatanganan MoU ini turut dihadiri berbagai pihak yang menegaskan dukungan luas atas inisiatif tersebut.

Hadir di antaranya Kepala BBPVP Makassar, La Ode Haji Polondu; Sekretaris Jenderal DPP Forlat Vokasi Indonesia, Samsuddin; perwakilan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulsel; Prof. Indah Raya R., PhD; Dr. Syamsul Bahri sebagai dewan penasehat; Ketua Badan Pengusaha Pemuda Pancasila Sulsel, H. Iwan; DPD Apindo Sulsel; organisasi mitra Kemenaker RI; hingga pimpinan lembaga pelatihan kerja se-Kota Makassar.

Kehadiran berbagai elemen ini semakin menegaskan bahwa pengembangan sumber daya manusia berbasis desa menjadi agenda bersama yang melibatkan multipihak. (*)

YouTube player