RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Kemenag Sulsel) bersama sejumlah lembaga melakukan rukyatul hilal dalam rangka penentuan 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah, yang menjadi dasar pelaksanaan Hari Raya Idul Adha. Kegiatan pemantauan hilal ini dilaksanakan di Apartemen Delf, kawasan Center Point of Indonesia (CPI), Kota Makassar, Selasa (27/5/2025).

Kegiatan tersebut melibatkan kolaborasi antara BMKG Wilayah IV Makassar, Badan Hisab Rukyat (BHR) Sulsel, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Pengadilan Agama Makassar, serta perwakilan dari ormas Islam, perguruan tinggi Islam, dan stakeholder lainnya, termasuk Pemerintah Provinsi Sulsel.

“Penentuan 1 Dzulhijjah ini menjadi tolak ukur untuk menetapkan waktu pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1446 H di wilayah Indonesia. Kita semua berharap Idul Adha kali ini bisa kembali dirayakan serentak, sebagaimana Idul Fitri kemarin,” ujar Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, usai kegiatan rukyatul hilal.

Menurut data yang disampaikan oleh BMKG dan BHR Sulsel, posisi geografis lokasi pengamatan berada pada lintang 5°08’59” LS dan bujur 119°23’39” BT, dengan waktu terbenamnya matahari pukul 17.55 WITA. Pada waktu tersebut, tinggi hilal di Makassar terukur pada posisi 1°31’39,3″, sementara di wilayah barat seperti Aceh, tinggi hilal tercatat 3°12’17”.

Berdasarkan data hisab tersebut, Kemenag Sulsel memprediksi bahwa 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025, dan 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha akan diperingati pada Jumat, 6 Juni 2025. Namun demikian, penetapan resmi tetap menunggu hasil Sidang Isbat oleh Kementerian Agama RI di Jakarta.

“Hasil rukyatul hilal di Makassar ini segera kami laporkan ke Menteri Agama sebagai bahan untuk sidang isbat. Menurut penjelasan BMKG dan BHR, tinggi hilal di Makassar memang memenuhi syarat, tetapi masih kurang dari batas ideal 3 derajat. Yang memenuhi syarat sepenuhnya baru wilayah Aceh,” jelas Ali Yafid.

YouTube player