Peringati WOHD 2024, PDGI Jeneponto Gelar Baksos di Ponpes Mannilingi Bulo-Bulo
RAKYAT.NEWS, SULSEL – Dalam rangka Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2024, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jeneponto, menggelar Bakti Sosial (Baksos) WOHD Tahun 2024, di Ponpes Mannilingi, Desa Bulo-Bulo, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto, Kamis (25/7/2024).
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen PDGI dalan memberikan edukasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, seperti merawat gigi, membersihkan gigi dan mulut serta menggosok gigi yang baik dan benar terutama bagi siswa-siswa sejak dini.
Dalam sambutannya, Ketua PDGI Cabang Jeneponto drg. Hj. Syamsinar, MKes mengatakan bahwa dokter gigi cabang Jeneponto itu cuman 30 orang lebih, sementara wilayah Kabupaten Jeneponto sangat luas.
Meskipun demikian, kata Ia, pelayanan kepada masyarakat tetap dimaksimalkan. Kemudian jadi salah satu cara kami dalam bentuk pengabdian masyarakat adalah dengan turun seperti ini mengadakan bakti sosial. Baksos yang dilaksanakan hari ini dalam bentuk penyuluhan gigi dan kebersihan mulut.
Syamsinar yang juga selaku KTU RSUD Pratama Rumbia mengatakan bahwa berdasarkan hasil riset kesehatan nasional khusus kesehatan gigi dan mulut yang terbanyak kasus adalah gigi yang berlubang.
Padahal kata drg. Syamsinar, gigi berlubang ini bisa dicegah dengan rajin menggosok gigi secara rutin dengan baik dan benar. Cara ini sangat sederhana tetapi efeknya sangat luar biasa dalam mencegah gigi berlubang, jelas Syamsinar.
Sementara Kadis Kesehatan Jeneponto yang diwakili oleh Aida Abbas, SKM, MKes, menyampaikan apresiasi atas baksos yang digelar oleh PDGI Cabang Jeneponto. Kegiatan penyuluhan yang digelar hari ini sangat penting dalam memberikan edukasi kepada para siswa dalam merawat gigi dan mulut sedini mungkin.
“Inilah yang membuat kita untuk selalu berkomitmen agar bisa mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang pentingnya merawat gigi dengan cara menyikat gigi sebanyak 2 kali sehari selama 2 menit, 2 kali setiap tahun pergi ke dokter gigi,” tuturnya.
Aida juga mengatakan bahwa alasan masyarakat enggan ke dokter gigi, yaitu kurangnya edukasi pada pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan tidaknya pemerataan dokter gigi di Indonesia termasuk di Jeneponto.
“Berbicara sumber daya dimiliki, hanya ada 32 institusi perguruan tinggi baru pada 2022 menghasilkan dokter gigi apabila telah melaksanakan 6 tahun mengabdi, 4 tahun kuliah, 2 tahun ambil profesi,” jelasnya.
Kekurangan tenaga dokter gigi di Indonesia mencapai 90.000 dokter, untuk mencapai itu setidaknya dibutuhkan waktu selama 15 tahun dengan catatan jumlah penduduk Indonesia tetap stabil dari tahun ke tahun.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan PDGI Cabang Jeneponto. Kegiatan penyuluhan disampaikan oleh dokter gigi ini mendapat respon positif dari para siswa-siswa di Ponpes Mannilingi Bulo-Bulo.
Para siswa-siswa di edukasi cara menggosok gigi yang baik dan benar, dan itu dilakukan minimal dua kali sehari. Sementara untuk sikat gigi diganti secara rutin tiap tiga bulan sekali. (*)
Tinggalkan Balasan