RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Tim Penggerak PKK Sulsel menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Hotel Claro, Kota Makassar, Minggu (22/10). Rakerda yang dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Kota se Sulsel ini dibuka Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin.

Dalam arahannya, Bahtiar menyampaikan tugas wajib PKK adalah menyelesaikan masalah stunting yang masih tinggi di Sulsel. Dimana, berdasarkan data yang ada, angka prevalensi stunting di Sulsel masih 27 persen.

“Tugas wajib PKK, prioritas, atasi masalah stunting ini. Ini juga adalah perintah dari Ibu Negara dan Ibu Mendagri, agar kasus stunting bisa diturunkan. Sulsel masih tinggi, 27 persen,” kata Bahtiar.

Di Sulsel, kata Bahtiar, terdapat 18 ribu lebih Posyandu. Ini harus kembali dicek, apakah harus ditambah, dan bagaimana fasilitasnya. Dalam hal penanganan stunting ini, PKK harus bermitra dengan semua organisasi, seperti Persit, Bhayangkari, dan organisasi lainnya.

“Aplikasi pendataan stunting, yakni Inzting, pastikan digunakan semua kabupaten/kota, supaya ada kesamaan data, sehingga penanganan stunting bisa dilakukan dengan tepat,” ungkapnya.

Selain stunting, Pj Gubernur Bahtiar juga meminta agar PKK menggerakkan kadernya hingga dasawisma untuk memastikan semua keluarga menanam pohon cabai di pekarangan rumahnya. Cabai merupakan salah satu komoditi penyumbang inflasi di Sulsel.

“Pastikan semua rumah ada pohon cabai. Jika ini bisa dilakukan, cabai tidak akan jadi penyebab inflasi lagi. Sekarang, harga cabai kembali naik. Cabai rawit itu, sudah di atas Rp30 ribu per kilogram,” ungkapnya.

Bahtiar menambahkan, PKK sebagai sebuah gerakan yang sangat besar karena memiliki kader hingga ke tingkat desa dan kelurahan, bisa tetap eksis dan tentunya dibutuhkan inovasi baru dalam pengelolaannya. Melalui gerakan PKK, diharapkan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan, seperti kemiskinan ekstrem, stunting, hingga pengangguran.