Pemprov Sulsel Bangun 1.657 Apartemen Ikan Sepanjang 2025 untuk Tingkatkan Produktivitas Nelayan
Secara estimasi, satu modul apartemen ikan mampu menghasilkan 40–90 kilogram ikan per bulan atau sekitar 500–1.000 kilogram per tahun.
Dengan asumsi pemanfaatan berkelanjutan sebesar 60 persen dari biomassa, maka total produksi bersih mencapai sekitar 360 kilogram per modul per tahun. Jika dikalikan dengan 1.657 unit, maka diperkirakan produksi ikan mencapai 596 ton per tahun, dengan nilai ekonomi sekitar Rp20,9 miliar.
“Dengan harga rata-rata ikan campuran sebesar Rp35.000 per kilogram, nilai manfaatnya sangat signifikan. Usia pakai apartemen ikan mencapai 7 hingga 15 tahun, sehingga dalam lima tahun nilai ekonominya dapat mencapai Rp104,3 miliar dan Rp208,7 miliar dalam sepuluh tahun,” jelas Ilyas.
Program ini merupakan bagian dari implementasi Roadmap Ekonomi Biru Sulawesi Selatan 2025–2045, yang menempatkan pemulihan ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir sebagai pilar utama pembangunan kelautan.
Untuk tahun 2026, DKP Sulsel berencana memperkuat pendampingan terhadap kelompok nelayan untuk memastikan pemanfaatan dan perawatan apartemen ikan berjalan optimal.
“Agar pemanfaatan apartemen ikan berjalan optimal, DKP menggandeng Pokmaswas, pemerintah kabupaten/kota, dan komunitas lokal. Apartemen ikan ini adalah aset bersama, dan harus dijaga secara gotong royong agar manfaatnya dirasakan hingga puluhan tahun ke depan,” tambah Ilyas.
Program ini telah memberikan dampak nyata bagi banyak kelompok nelayan kecil di berbagai wilayah. Dengan adanya apartemen ikan, mereka dapat menangkap ikan lebih dekat dari garis pantai, mengurangi risiko cuaca, serta memperoleh hasil tangkapan yang lebih stabil.
Salah seorang nelayan Bulukumba, Abdul Gaffar, merasakan langsung manfaatnya.
“Dulu kami harus melaut jauh dan lama untuk mencari ikan. Sekarang lebih cepat dapat ikan, dan ongkos BBM berkurang banyak,” akunya. (*)








Tinggalkan Balasan