RAKYAT.NEWS, GOWA – Srikandi Balira Lembaga Adat Kerajaan Gowa akan menggelar kegiatan halalbihalal pasca Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

Agenda ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antara pengurus dan anggota Srikandi Balira sebagai bagian dari pelestarian nilai-nilai budaya dan adat istiadat Kerajaan Gowa.

Kegiatan halalbihalal ini dijadwalkan berlangsung di Museum Istana Balla Lompoa, Gowa, Rabu (23/4/2025) mendatang. Hal tersebut disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Hj Andi Wahyuni M Nyompa kepada media, Sabtu (12/4).

Hj Andi Wahyuni menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan Srikandi Balira.

“Kita berharap dengan berhalal bihalal ini kita lebih mempererat tali silaturahim sesama pengurus dan anggota Srikandi Balira Lembaga Adat Kerajaan Gowa dan kita perlihatkan ke masyarakat bahwa kami pasukan wanita kerajaan Gowa hadir di Kabupaten untuk mengangkat nilai-nilai budaya adat istiadat yang ada di kabupaten Gowa,” urai Puang Yuyu, sapaan akrabnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Ketua Umum Srikandi Balira Lembaga Adat Kerajaan Gowa, YM Andi Hikmawati Andi Kumala Idjo, atas dukungan dan ruang yang diberikan kepada seluruh anggota.

“Kami berterima kasih kepada Ketua Umum Srikandi Balira Lembaga Adat Kerajaan Gowa, YM Andi Hikmawati Andi Kumala Idjo yang selalu memberikan ruang untuk kami dan memberikan arahan-arahan yang sangat bermanfaat untuk kami di Srikandi Balira,” bebernya.

Rencananya, kegiatan halalbihalal ini akan dihadiri sejumlah tamu undangan penting, termasuk Bupati Gowa dan perwakilan dari lembaga adat lainnya.

“Insha Allah halal bihalal Srikandi Balira Lembaga Adat Kerajaan Gowa akan dihadiri Bupati Gowa, Ibu Hj Husniah Talenrang di Balla Lompoa nanti,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Srikandi Balira, Andi Hikmawati Kumala Idjo Petta Umba, mengajak seluruh keluarga besar Srikandi Balira untuk memperkuat ikatan silaturahmi dan semangat saling memaafkan.

“Harapan saya sebagai Ketua Umum Srikandi Balira Lembaga Adat Kerajaan Gowa, mari kita memperkuat silaturahmi dan saling maaf memaafkan di antara kita rumpun keluarga besar Srikandi Balira Lembaga Adat Kerajaan Gowa,” ujarnya.

Ia juga mengimbau sekitar 200 anggota yang tersebar di 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan untuk mencintai dan melestarikan budaya daerah masing-masing.

“Tentu sebagai masyarakat Sulawesi Selatan yang cinta terhadap budayanya mari kita tetap melestarikan, memajukan, dan mempertahankan budaya kita masing-masing. Seperti orang Bugis Makassar, Toraja, Mandar, dan termasuk suku lainnya yang ada di Sulawesi Selatan,” bebernya.

Sebagai Dewan Penasehat Badan Khusus Perwakilan Kerukunan Masyarakat Bulukumba (BKP KM Bulukumba) Makassar Sulsel, ia juga menekankan pentingnya menjunjung nilai-nilai budaya luhur.

“Berpesan agar tetap saling menghargai dan menempatkan, memposisiskan sifat-sifat Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipappaccei. Terutama kepada pemerintah di mana wilayah atau di daerah kita berdomisili,” pungkasnya.

Srikandi Balira sendiri lahir dari inspirasi sejarah I Fatimah Daeng Takontu, putri Raja Gowa XVI Sultan Hasanuddin, yang memimpin Pasukan Bainea bersenjata Balira—alat tenun dari pelepah pohon lontar—dalam perjuangan melawan penjajah. Semangat kepahlawanan itulah yang menjadi dasar terbentuknya komunitas perempuan Srikandi Balira untuk menjaga adat dan persaudaraan kerajaan Gowa hingga kini. (*)

YouTube player