RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Terkait dengan meningkatnya angka penyebaran virus cacar monyet atau Mpox di Indonesia, PT Angasa Pura I (Persero) menegaskan jika Bandara Internasional Hasanuddin Makassar telah dipasangi alat pengukur suhu atau Thermal Scanner untuk mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut.

Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I, Taufan Yudhistira, mengungkapkan bahwa langkah mitigasi telah diterapkan pada Bandara Internasional Sultan Hasanuddin untuk mengantisipasi meningkatnya angka penyebaran virus Mpox di Indonesia.

Taufan menjelaskan, bahwa pihak Angkasa Pura I selaku pengelola utama Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar bersama sejumlah stakeholder telah berkoordinasi untuk menetapkan standar protokol kesehatan demi mendukung penanggulangan penyebaran virus Mpox tersebut.

“PT. Angkasa Pura I menjalin koordinasi dengan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Makassar dan juga stakeholder lainnya dalam mitigasi penyebaran virus MPox di Bandara Sultan Hasanuddin. Kami mendukung rencana penanganan atau penanggulangan penyebaran oleh BBKK Makassar,” ujar Taufan saat dikonfirmasi Rakyat.News, Minggu (1/9/2024).

Taufan menjelaskan, bahwa sebanyak dua alat pengukur suhu tubuh atau Thermal Scanner telah dipasang untuk memantau para penumpang yang baru tiba maupun ingin berangkat melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

“Thermal Acanner sebanyak dua unit telah terpasang di Bandara Sultan Hasanuddin. Alat pengukur suhu tubuh tersebut terpasang di area kedatangan oleh BBKK Makassar, baik kedatangan penerbangan domestik maupun internasional,” jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia telah mengumumkan bahwa sudah sebanyak 88 kasus virus Mpox di Indonesia selama tahun 2022 hingga 2024. Antara lain 74 kasus sepanjang 2023 dan 14 kasus pada 2024.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi, mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini sedang mengimpor 1.600 dosis vaksin mpox dari Denmark untuk tahun 2024. Sejak tahun 2022, sudah terdapat 1.000 dosis vaksin yang tersebar di Indonesia dan tinggal beberapa puluh dosis.

Budi menjelaskan, bahwa anggaran untuk vaksin ini mencapai Rp 5,6 miliar. Total biaya tersebut didapatkan dari harga satu dosis vaksin sebesar Rp 3,5 juta dikalikan dengan jumlah total vaksin yang diperoleh sebanyak 1.600 dosis.

“Sebelumnya kita sudah ada 1.000 dari Denmark yang dulu waktu 2022 kan sempat ada outbreak. Ini kita datangkan 1.600 yang baru. Harusnya minggu ini datang, dari Denmark juga. Anggarannya itu pokoknya satu vaksin 3,5 juta lah satu dosisnya,” ujar Budi, Selasa (27/8/2024).

YouTube player