Sejak pagi, satu per satu pasangan calon mulai datang, didampingi rombongan pendukung dan iring-iringan musik tradisional yang menambah semarak suasana.

Mereka tak hanya membawa harapan untuk menang, tetapi juga simbol perjuangan dan aspirasi masyarakat yang diwakilinya.

Pasangan pertama yang tiba adalah Suaib Mansur dan Triono Kusnan. Mereka menjadi yang pertama mencatatkan diri di KPU pada hari terakhir pendaftaran ini.

Didampingi para pendukung, Suaib dan Triono terlihat penuh percaya diri, melangkah pasti menuju meja pendaftaran.

Senyum terlukis di wajah mereka, seolah menggambarkan keyakinan penuh pada visi yang diusung.

Tak lama berselang, pasangan Andi Rahim dan Jumail Mapile menyusul dengan langkah mantap.

Sorak-sorai pendukung mereka menggema, memecah kesunyian kantor KPU yang berubah menjadi lautan harapan dan antusiasme.

Pendaftaran berlanjut tanpa jeda. Malam mulai turun, namun suhu panas kompetisi tak kunjung mereda.

Pukul 19.30, giliran pasangan Arsyad Kasmar dan Fajar Jabir memasuki area pendaftaran.

Mengusung semangat perubahan, mereka tampil penuh percaya diri.

Kehadiran mereka disambut riuh oleh para pendukung yang setia menunggu hingga malam.

Dan tepat di penghujung waktu pendaftaran, pasangan terakhir, Muh. Fauzi dan Adjie Saputra, menutup hari yang panjang itu dengan mendaftar sebagai Bapaslon.

Hari itu, AKBP Muh. Husni Ramli tetap berjaga, berdiri di barisan paling depan memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.

Sebagai Kapolres, kehadirannya lebih dari sekadar simbol keamanan; dia adalah penjaga, memastikan setiap suara dapat disalurkan tanpa hambatan. Dengan suara rendah dan tegas, ia menyampaikan pesan terakhirnya sebelum malam berakhir,

“Satu hari ini kami akan fokus berjaga di KPU untuk memastikan seluruh proses pendaftaran berlangsung aman.” Sebuah pernyataan yang seolah menjadi janji untuk terus menjaga kedamaian di tengah riuhnya pesta demokrasi.