Dua Saudara, Satu Doa: Kisah Karemuddin dan Saifuddin di DPRD Luwu Utara
RAKYAT.NEWS, LUWU UTARA – Aula Paripurna Kantor DPRD Luwu Utara dipenuhi oleh harapan dan rasa syukur. Di bawah langit Masamba yang cerah, sebanyak 35 anggota DPRD terpilih untuk periode 2024-2029 resmi dilantik.
Di antara mereka, tersembunyi kisah yang lebih dari sekadar politik, dua saudara kandung, Karemuddin dan Saifuddin, sama-sama dilantik sebagai wakil rakyat, Selasa (27/8/2024) tepat pukul 11.30 WITA.
Karemuddin dan Saifuddin bukanlah sekadar politisi dari Partai Amanat Nasional. Mereka adalah anak-anak dari seorang ibu tangguh, seorang pedagang sayur yang membesarkan mereka dengan peluh dan doa.
Tanpa keterlibatan sang ayah, yang sudah lama meninggalkan keluarga mereka, sang ibu menjadi satu-satunya sandaran dalam hidup dua bersaudara ini.
Ibu mereka, yang namanya tetap disebut dalam doa-doa malam, adalah seorang wanita biasa dengan kekuatan luar biasa. Ia tak pernah menyerah, meskipun hidup sering kali memberikan cobaan yang berat.
Dengan berjualan sayur di pasar, Ia berhasil menghidupi anak-anaknya, memberikan mereka pendidikan, dan yang terpenting, mengajarkan nilai-nilai kehidupan.
Saat ditanya mengenai perjalanan hidup mereka, Karemuddin, sang kakak, menghela napas panjang sebelum berbicara.
“Kami tidak akan pernah sampai di sini tanpa ibu kami. Setiap kali saya merasa ingin menyerah, saya selalu ingat perjuangannya. Dia tidak pernah mengeluh, meski hidup sering kali tidak mudah. Dia selalu mengatakan, ‘Jangan pernah putus asa, Nak. Tuhan bersama orang-orang yang sabar.’ Hari ini, saya dan adik saya berdiri di sini karena doa-doa ibu kami,” pungkasnya.
Saifuddin, sang adik, menambahkan dengan mata yang berkaca-kaca menggaungkan kisah perjuangan hidup ibunya demi menghidupi mereka sejak duli hingga dilantik menjadi anggota DPRD Luwu Utara.
“Ibu adalah pahlawan kami. Dia tidak hanya memberikan kami hidup, tapi juga semangat dan harapan. Ketika kami merasa tidak ada jalan, ibu selalu menemukan cara. Saya masih ingat ketika ibu pulang dari pasar dengan wajah letih, tapi dia tetap tersenyum dan bertanya bagaimana hari kami di sekolah. Itu membuat saya ingin menjadi lebih baik, untuk bisa membalas semua yang telah dia berikan,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan