RAKYAT.NEWS, SULSEL – Dalam diskusi Pabicara, seorang pegiat inovasi dari Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), Rahman Ramlan, menceritakan kisah perjuangannya dalam mendampingi pengembangan inovasi di Kabupaten Bantaeng dan berbagai daerah lainnya.

Kehadiran Rahman di Pabicara bertujuan untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi selama mendampingi pemerintah daerah, khususnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dalam mengembangkan inovasi. Menurutnya, meyakinkan pemerintah daerah bahwa pendampingan ini akan membuahkan hasil nyata membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.

“Untuk meyakinkan bahwa pendampingan ini akan membuahkan hasil, butuh perjuangan. Yang paling penting adalah adanya sinergitas dan pengakuan dari pemerintah daerah terhadap peran kami sebagai pegiat inovasi,” jelas Rahman.

Sebelum mendampingi Kabupaten Bantaeng, Rahman terlebih dahulu berkecimpung di Kota Makassar. Menurutnya, keberhasilannya dalam mendampingi inovasi di Makassar memberinya keyakinan untuk kemudian kembali ke kampung halamannya, Bantaeng, dan melanjutkan misi yang sama sejak 2019.

“Rasa panggilan saya untuk kembali ke Bantaeng, kampung halaman saya, semakin kuat setelah saya sukses mendampingi Makassar. Akhirnya saya kembali ke Bantaeng pada tahun 2019 untuk melanjutkan perjuangan saya,” ungkap Rahman.

Selama mendampingi Bantaeng sejak 2019 hingga 2024, hasil yang dicapai cukup membanggakan. Kabupaten Bantaeng telah meraih beberapa juara inovasi di tingkat provinsi hingga pusat. Meskipun demikian, Rahman mengakui bahwa selama ini perannya lebih sering berada di balik layar.

“Selama ini kami lebih sering dibalik layar, tapi saat ini saya mengunjungi kawan lama di Pattiro Jeka setelah melihat pemberitaan tentang pelaksanaan Lomba Inovasi Daerah (LID) di Jeneponto,” ujar Rahman.

Menurutnya, LID yang diselenggarakan di Jeneponto merupakan yang pertama di Sulawesi Selatan yang menjadikan desa dan kelurahan sebagai lokus inovasi. Rahman sangat mengapresiasi kegiatan ini.