Makassar – Sekretaris Umum Pengurus Pusat Kesatuan Pelajar Mahasiswa Pinrang (PP-KPMP), Muh. Amir menilai, pemerintah tergesa-gesa dalam mengambil keputusan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tanpa melihat indikator kesejahteraan masyarakat

“Menaikkan harga BBM seakan mempertegas ketidak pedulian pemerintah pada Rakyat yang tengah berjuang bangkit memulihkan kondisi ekonomi dan ini pasti akan menambah beban berat ekonomi rakyat sebab harga-harga kebutuhan pokok juga ikut serta naik,” ujar Amir

Amir menambahkan bahwa pilihan tersebut seolah pemerintah kehabisan cara dalam mengelola negara sehingga harus menaikkan harga BBM

Baca Juga: Focus Group Discussion Dampak Kenaikan BBM

“Apakah pemerintah tidak melihat banyak hal selama pandemi ini, itu kemudian mengalami kerugian dan saat perekonomian baru mulai bangkit lagi. Apakah ini satu-satunya cara yang pemerintah harus lakukan dengan menaikkan harga BBM,” Pungkas Muh. Amir yg juga merupakan Mahasiswa Pascasarjana UMPAR

Muh. Amir yang juga merupakan Demisioner Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pelajar Mahasiswa Letta (IPMAL) ini juga menegaskan, langkah menaikkan harga BBM merupakan bukti ketidak berpikkan pemerintah kepada rakyatnya.

“Wajarlah pemuda dan mahasiswa menagih janji – janji saat kampanye dulu. Kenaikan BBM ini merupakan bukti nyata, tidak pedulianya rezim di atas derita rakyat. Kebijakan pak presiden ini merupakan jalan kesulitan bagi rakyat, sekaligus matinya kepedulian dan hati nurani pemerintah ditengah jeritan masyarakat atas kebutuhan,” tegas Muh. Amir

Baca Juga: Harga BBM Naik, BBM Murah Ron 89 Langka di SPBU Vivo

Diketahui, Prsiden Jokowi didampingi empat Menterinya telah mengumumkan secara resmi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Sabtu (03/09/2022)

Adapun kenaikan harga pertalite yaitu dari harga awal Rp7.650 menjadi Rp10.000, sementara solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 perliter, dan untuk pertamax non-subsidi dari Rp12.500 menjadi Rp14.500.