TORAJA – Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan pada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENKO PMK-RI), Jelsi Natalia Marampa mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk menekan stunting melalui program Aksi Stop Stunting, yang diungkapkan saat menghadiri kegiatan Monitoring dan Evaluasi terhadap tenaga pendamping gizi pada Aksi Stop Stunting, oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, di Tana Toraja mulai tanggal (18-20/7/2022).

Baca Juga : KPH, BBKSDA, dan FFI Sosialisasi Program Pelestarian Hutan di Rongkong

Aksi stop stunting diketahui merupakan program yang digagas langsung oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, untuk menggalakkan penurunan stunting. Hal ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang handal.

“Kami sangat mengapresiasi dan akan melaporkan kepada bapak Menteri (Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) terkait inovasi dari bapak Gubernur Sulsel,” katanya.

Dirinya pun yang merupakan warga Sulsel merasa bangga atas inovasi Pemprov Sulsel dalam menekan stunting. Bahkan Ia berharap, daerah lainnya juga bisa melakukan hal tersebut dalam menekan angka stunting. Dikesempatan itu pula, Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK-RI turut meninjau langsung aktivitas tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting dalam pemeriksaan balita di Pustu.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, pada Dinas Kesehatan Sulsel, Andi Nurseha menyampaikan, bahwa ini merupakan monev pertama setelah sekitar dua bulan tenaga gizi pendamping berada di wilayah lokus di 24 Kabupaten/Kota se Sulsel. Dalam upaya intervensi penurunan stunting di tahun 2022 ini, Aksi Stop Stunting oleh Pemprov Sulsel dilakukan pada 10 daerah lokus di setiap daerah pada 24 kabupaten/kota dengan 240 Tenaga Pendamping Gizi Desa.